Minggu, 16 Maret 2014

Revolusi Industri Dan Perseteruan Liverpool - Manchester United



Kanal Manchester - Salah Satu Faktor Panasnya Perseteruan Liverpool dan Manchester United


Setelah tulisan sebelumnya saya berbicara tentang revolusi industri dan lahirnya sepak bola modern di Inggris, kali ini saya mendapat inspirasi menulis kembali tentang revolusi industri. Pada tulisan kali ini saya akan menjelaskan tentang perkembangan revolusi industri yang pesat menjadi salah satu penyebab rivalitas dua klub besar Inggris, Liverpool dan Manchester United.

Revolusi industri merupakan salah satu revolusi terpenting dalam sejarah dunia. Dampaknya menyentuh keberbagai sendi kehidupan, seperti ekonomi, sosial, pola kerja, struktur masyarakat, kolonialisme dan imperialisme, dan juga menyentuh olahraga salah satunya sepak bola. Revolusi industri mulai tumbuh di Inggris ketika ilmuwan Inggris, James Watt, pada tahun 1769 berhasil membuat penemuan mesin uap. Penemuan mesin uap inilah yang merupakan dasar dari penerapan teknologi mesin di berbagai bidang, seperti untuk menggerakkan kereta uap dan juga mesin-mesin di pabrik pada saat itu. Seketika pola kerja manusia di Inggris berubah, dari yang sebelumnya mereka melakukan pekerjaan mereka dengan menggunakan tenaga manusia atau hewan berubah menjadi menggunakan tenaga mesin, inilah yang disebut revolusi industri.

Revolusi industri berkembang pesat tidak hanya di Inggris tapi juga ke seluruh penjuru dunia. Di Inggris,beberapa kota dalam sekejap berubah menjadi kota Industri, seperti London dan Manchester. Pabrik-pabrik banyak didirikan bak jamur di musim hujan. Saking banyaknya pabrik, Inggris pada saat itu mendapatkan julukan sebagai “Black Country” karena asap-asap hitam dari pabrik tersebut membuat udara menjadi hitam.

Keuntungan dari revolusi industri juga dirasakan oleh kota Manchester dan kota Liverpool. Dua kota yang hanya terpisah jarak 48 KM (sebanding dengan Jakarta-Bogor) pada awalnya kedua kota ini saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Kota Manchester sangat terkenal dengan industri manufaktur, permesinan, dan tekstil. Sedangkan Liverpool sangat terkenal sebagai kota pelabuhan. Karena kota Manchester tidak langsung bersebtuhan langsung dengan laut lepas, Seluruh hasil industri kota Manchester yang akan dipasarkan ke luar negeri, harus dikirim melalui jalur darat dengan truk atau jalur kereta uap yang mulai terdapat pada tahun 1830  menuju pelabuhan Liverpool.

Namun lama-kelamaan biaya dari sistem yang diterapkan tersebut semakin mahal. Hal ini membuat pemerintah Manchester berfikir untuk membuat jalur pengiriman yang lebih murah dan efisien. Jalan keluar yang diambil pemerintah Manchester adalah dengan membangun sebuah kanal yang akan menghubungkan langsung kota manchester dengan lautan lepas. Dengan pembangunan kanal tersebut dipikir dapat mengurangi biaya perjalanan yang selama ini dilakukan dari Kota Manchester ke Kota Liverpool. Rencana ini tentu saja membuat penduduk kota Liverpool yang mayoritas bekerja sebagai buruh pelabuhan tidak senang. Karena pendapatan kota mereka pasti akan berkurang. Hal ini membuat timbul rasa tidak senang dan benci masyarakat Liverpool dengan warga Manchester.

Namun rencana tersebut tetap dijalankan oleh pihak kota Manchester. Pembangunan kanal dimulai pada tahun 1887 dan membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikannya yaitu pada desember 1893, dan dipergunakan pertama kali pada 1 Januari 1894. Kanal Manchester ini panjangnya kurang lebih 58 KM yang menghubungkan Kota Manchester dengan lautan lepas.  Kapal-kapal tanker pengangkut barang yang biasanya hanya bisa berlabuh di pelabuhan Liverpool, kini bisa masuk ke kota Manchester dengan menggunakan jalur kanal. Hal ini tentu saja mengurangi biaya distribusi hasil industri kota Manchester yang tidak perlu lagi berlama-lama di jalan darat menuju kota Liverpool. Hingga saat ini sentimen-sentimen negatif tentang pembangunan kanal di masa lalu turut menjadi bumbu dalam pertemuan Liverpool FC melawan Manchester United yang biasa disebut North West Derby.

Referensi:
ERN
16 Maret 2014
Twitter : @ern_5_kudo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar